CALL and Applied Linguistics--Sometimes the Marriage is Successful

Steve Schackne


Computer assisted language learning has gone through three distinct phases since the early 1980s. At that time the pc was still a novelty to many people and software developers in the language field were simply adapting traditional textbook exercises to be used with the new computer technology. Next came interactive, authorable software, which gave the student several options and forced a higher level of cognitive analysis, to be replaced recently by the almost Azimov-like "virtual reality," a multi-media technology which relies on state-of-the-art graphics and sound, and an almost human interactive quality. The second phase has produced the most CALL software and it is two second phase programs, both user friendly and teacher authorable, and both rooted in sound linguistics, that I wish to introduce here.

Storyboard, developed by Ian Trackman, and published by Eurocentres in cooperation with Wida Software in 1987, is a program which uses "cloze" passages to develop both language skill and a linguistic understanding of the language. "Cloze" refers to discourse where part of the language is masked, for example, a formatted fill-in-the-blank exercise. While looking deceptively simple, the "cloze" passages force students to use a wide range of linguistic and non-linguistic knowledge to access the language--constituent ordering (the basic ordering of sentences, in the case of English, subject-verb-object), proximity (how close elements occur to each other, e.g., the article "a" abuts nouns, adjectives and, sometimes, adverbs), frequency (how often elements are likely to occur, e.g., the definite article "the" occurs more frequently in English than in Chinese), punctuation clues (e.g., the apostrophe cuing students to look for possessives and contractions), and predictability (by building up surrounding language and bringing knowledge of the passage's subject to bear, students can often predict hidden language elements). In addition, Storyboard is authorable; that is, the teacher can adapt or create any passage for the program, thereby making it easier to fit into an existing curriculum.

Rhubarb, developed by John and Muriel Higgins, and published by Reserch Design Associates in 1989 is also a "cloze" program which relies on "script" and "schema" theory; specifically, like Storyboard, it factors the role of the student's prior knowledge--linguistic, topical, and situational--in comprehension. Rhubarb has gotten quite a bit of publicity at recent language learning conferences, and has several features which enhance its flexibility and interactive nature. It has a mode for two students to compete or for an individual to compete against the computer; it has layout flexibility which can control color, mask words, and vary screen size; it has options which can include or exclude special words; it has a disk option which directs you to the disk drive with the text; it also has record keeping facilities and a post exercise analysis of student performance. Like Storyboard, Rhubarb is authorable and easy for both students and teachers to use.

In the world of computer technology, 1994 might bear little resemblance to 1993, such is the lightning speed of
innovation and progress. So it is with CALL programs. The sophisticated software being developed now may soon relegate programs such as Storyboard and Rhubarb to the status of historical relic. I, however, feel the breakthrough came when the first generation programs, many adopted all-of-a-piece from traditional grammar translation and audio-lingual textbooks, gave way to the second generation--simple, easy to use, unspectacular to the computer technophiles, yet grounded in solid language acquisition theory.

1994

Oh akhwat

Oh Akhwat.... (Bidadari Harapan Ummat!)

Oh… Akhwat
Wanita anggun pembasmi maksiat
Busananya rapi menutup aurat
Paling anti pake pakaian ketat
Katanya sich, ini salah satu ciri muslimah yang taat

Oh… Akhwat
Rajin mengaji dan tahajud dimalam yang pekat
Alasannya, biar selamat dunia dan akhirat
Ngga lupa dia doa dan munajat
Agar mendapat teman sejati dalam waktu cepat

Oh… Akhwat
Aktivitasnya begitu padat
Kuliah, organisasi sampe-sampe sehari 3 x ngikutin rapat
Ada juga yang ngajar TPA dan ngajar privat
Demi Allah, semua dilakukan dengan semangat

Oh… Akhwat
Tapi hari ini kok seperti kurang sehat?
Badan lesu dan muka keliatan pucat
Jalannya lunglai dibawah terikan matahari yang menyengat
Ooo.. ternyata dia, magh nya lagi kumat
(Abis… waktu sarapan cuma makan sepotong kue donat!)

Oh… Akhwat
Banyak juga yang berjerawat
Dari yang kecil-kecil sampe yang segede tomat
Padahal sudah nyobain semua sabun dan juga obat
( Sabar… sering wudhu lama2 juga ilang, Wat!)

Oh… Akhwat
Sering betul kirim SMS buat para sahabat
Isinya kalo ngga ngundang syuro, ya.. ngasih tausiyah atau nasihat
Walau kadang terasa bikin pulsa ngga’ bisa hemat

Oh… Akhwat
Seneng banget kalo makan coklat
Nggak sadar kalo gigi udah pada berkarat
Gara-gara sebulan sekali baru disikat
(Hiii… jorok nian kau, Wat!)

Oh… Akhwat
Paling seru waktu kumpul sesama akhwat
Ngobrolin dakwah sampe hal-hal yang kadang kurang manfaat
Apalagi kalau sudah pada saling curhat
Bisa-bisa air mata mengalir begitu lebat
( Wiih, curhat apaan tuh, Wat!)

Oh… Akhwat
Paling berani kalo di ajak debat
Siap bertahan sampe lawan bicaranya mulai sekarat
1 jam.. 2 jam.. 3 jam.. Wuiih dia masih kuat..!
4 jam….? Woy berenti…! waktunya sudah masuk sholat..!!

Oh… Akhwat
Sore-sore makan soto babat
Makannya rame-rame bareng temen satu liqo’at
Maklum, hari itu ada yang baru punya hajat
Baru wisuda… walaupun wisudanya bareng adek2 tingkat

Oh… Akhwat
Nonton konser Izzis sambil lompat-lompat
Tak terasa badan mulai capek dan mulai berkeringat
Sampai nggak sadar kalo ada copet yang mulai mendekat
( Tenang…. Si Ukhti kan sudah belajar silat..!!)

Akhwat… Akhwat…
Pergi kuliah di hari Jumat
Buru-buru karena takut datangnya telat
Padahal hawa kantuk masih terasa melekat
Gara-gara Facebookkan tengah malem sampe jam 1 lewat
( So.. What gitu Wat ?!)

Oh… Akhwat
Banyak yang nggak mau dimadu, apalagi jadi istri ke empat
( Waduh, kalau yang ini ane nggak berani nerusin, Wat!)

Oh… Akhwat
Mau lebaran bantuin ibu buat ketupat
Hati gembira karena mau ketemu sanak kerabat
Tapi kesel saat ditanya… Lebaran ini masih sendiri, Wat?

Oh… Akhwat
Berharap sang pengeran datang tidak terlambat
Untuk menjemput ke hidup baru yang penuh rahmat
Namun apa daya saat proses ta’aruf jadi tersendat
Gara-gara sang Ikhwan, malah akhirnya ngurungin niat
( Huuu.. reseh banget tuh Ikhwan, Wat!)

Oh… Akhwat
Masih Banyakkah yang seperti Fatimah Binti Muhammad?
Yang memilih pendamping bukan kerena harta, tahta dan martabat
Atau hanya tertarik pada gemerlap dunia yang sesaat
Tapi… Agama dan Akhlak itulah yang ia lihat
Wah.. kalau ada… ane pesen satu Wat! *peace*
( Please dong akh, Wat! )

Oh… Akhwat
Hidup memang tak selamanya nikmat
Kadang ringan kadang juga terasa berat
Tapi teruslah Istiqomah kau di setiap saat
Karena engkaulah…. Bidadari Harapan Ummat!

Maap ya.. Wat!
Kalau ada kata-kata salah yang didapat
Maklum, yang buat bukannya Akhwat
Udah dulu ya.. yang buat matanya udah 5 Watt!

HIDUP AKHWAT!!!

AL-QUR'AN SEBAGAI PEMBELA DI HARI AKHIRAT

Abu Umamah r.a. berkata : "Rasulullah S.A.W telah menganjurkan supaya kami semua
mempelajari Al-Qur'an, setelah itu Rasulullah S.A.W memberitahu tentang kelebihan Al-Qur'an."
Telah bersabda Rasulullah S.A.W : Belajarlah kamu akan Al-Qur'an, di akhirat nanti dia akan datang
kepada ahli-ahlinya, yang mana di kala itu orang sangat memerlukannya."

Ia akan datang dalam bentuk seindah-indahnya dan ia bertanya, " Kenalkah kamu kepadaku?"
Maka orang yang pernah membaca akan menjawab : "Siapakah kamu?"

Maka berkata Al-Qur'an : "Akulah yang kamu cintai dan kamu sanjung, dan juga telah bangun
malam untukku dan kamu juga pernah membacaku di waktu siang hari."
Kemudian berkata orang yang pernah membaca Al-Qur'an itu : "Adakah kamu Al-Qur'an?"

Lalu Al-Qur'an mengakui dan menuntun orang yang pernah membaca mengadap Allah S.W.T.
Lalu orang itu diberi kerajaan di tangan kanan dan kekal di tangan kirinya, kemudian dia meletakkan
mahkota di atas kepalanya.

Pada kedua ayanh dan ibunya pula yang muslim diberi perhiasan yang tidak dapat ditukar
dengan dunia walau berlipat ganda, sehingga keduanya bertanya : "Dari manakah kami memperolehi
ini semua, pada hal amal kami tidak sampai ini?"

Lalu dijawab : "Kamu diberi ini semua kerana anak kamu telah mempelajari Al-Qur'an."